Intisari khotbah
“Muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu”
1 Korintus 6 : 12 – 20
Kehidupan di kota pelabuhan yang ramai, membawa begitu banyak pengaruh. Perekonomian yang mapan, teknologi yang canggih, ilmu pengetahuan yang terus berkembang, tetapi tingkat kriminal juga semakin meningkat. Di Korintus terdapat begitu banyak penyembahan berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu. Tidak hanya itu saja, percabulan beredar ke setiap sudut kota dan menjadi gaya hidup setiap orang. Bagi orang-orang Korintus, percabulan adalah ritual keagamaan untuk menyembah dewa kesuburan dan karena bagi mereka tubuh adalah sia-sia atau fana sehingga melakukan percabulan adalah tindakan yang benar. Paham ini mulai merasuk ke dalam kehidupan orang-orang percaya di Korintus, tidak sedikit dari mereka mulai melakukan praktek percabulan dalam kehidupan mereka. Hal inilah yang ditentang Paulus secara keras. Paulus mengatakan bahwa tubuh bukan untuk percabulan, tetapi untuk Tuhan, karena setelah mengalami kematian, tubuh kita akan dibangkitkan kembali, sehingga kekudusan tubuh harus dijaga dan dijauhkan dari percabulan (ay. 13-14).
Tubuh adalah anggota Kristus dan Kristus adalah Kudus, sehingga bagaimana mungkin tubuh Kristus yang kudus kita berikan kepada percabulan yang kotor dan menjijikkan? Paulus menegaskan bahwa jauhkanlah dirimu dari percabulan, karena percabulan merusak dirimu sendiri (ay. 15-18). Dan ketahuilah bahwa dirimu bukan milikmu sendiri, tetapi milik Allah. Allah telah menebus orang-orang percaya dari budak dosa, sehingga tidak pantas bagi orang percaya untuk melakukan percabulan ataupun dosa-dosa lainnya (ay. 19-20). Paulus menegaskan dalam ayat 19 bahwa tubuh adalah bait Roh Kudus. Setiap orang yang tidak menjaga kekudusan bait Allah, dosanya tidak akan dihapuskan. Perhatikan bagaimana Allah murka dan menghukum keluarga Eli yang tidak menjaga kekudusan bait Allah (1 Sam. 3:11-20). Sekalipun Eli adalah hamba Allah yang setia, tetapi Allah tidak berkompromi terhadap tindakan yang merusak kekudusan bait Allah. Merusak kekudusan bait Allah sama dengan mencemari kekudusan Allah sendiri. Oleh karena itu, Paulus menegaskan kepada orang-orang Korintus dan orang-orang percaya saat ini, jauhkanlah dirimu dari percabulan! Karena Allah akan menghukum setiap orang yang menyerahkan dirinya kepada percabulan, karena tindakan tersebut merusak kekudusan Bait Allah dan menjijikkan di hadapan Allah.
Tidak ada artinya kita bernyanyi memuji Tuhan, berdoa dengan hati sungguh, rajin dalam kegiatan gerejawi, bila dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan percabulan. Karena dalam Roma 12:1 Paulus mengatakan bahwa persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, itu adalah ibadahmu yang sejati. Menjaga tubuh dari percabulam merupakan ibadah yang sejati, karena menjaga kekudusan Allah. Berbicara mengenai percabulan dan hawa nafsu, Yesus mengingatkan setiap orang percaya, bahwa ketika kamu melihat dan timbul keinginan dalam hatimu, sebenarnya kamu telah berzinah. Artinya percabulan terjadi tidak hanya saat kita melakukannya, tetapi ketika kita berpikir tentang hal-hal cabul, sebenarnya kita telah melakukan percabulan. Jangan bermain-main dengan percabulan, karena itu adalah kekejian bagi Allah. Allah telah menebus kita dari dosa, sehingga seharusnya kita menyerahkan hidup kita kepada Allah. Kita sebagai tubuh Kristus dan bait Allah harus menjaga kekudusan hidup kita, karena Allah kita adalah kudus. Hati-hati gunakan matamu, hati-hati gunakan mulutmu, hati-hati gunakan hatimu, hati-hati gunakan pikiranmu, hati-hati gunakan tubuhmu, karena Bapa di Sorga melihat apa yang kamu perbuat. Hiduplah kudus, jauhi percabulan, sehingga engkau dapat memuliakan Allah melalui tubuhmu. Amin.
Yoni Sartika br. Manik/Pdt. Ratna Sriany br. S. Meliala