Intisari Kotbah Minggu 11 Januari 2015

Intisari khotbah
“Bangkitlah, terangmu telah datang”
Jesaya 60 : 1 – 6

Dalam keadaan yang penuh dengan pergumulan dan permasalahan, seakan semua masalah begitu besar dan tak ada penyelesaiannya, manusia membutuhkan ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Dalam situasi seperti ini, manusia diperhadapkan dengan pilihan, tetap mengharapkan penghiburan dan pembebasan dari Allah atau berpaling kepada allah-allah dunia yang penuh dengan kenikmatan.

Bangsa Israel yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan Babel lebih memilih untuk berpaling dari Allah dan berlaku cemar di hadapan Allah. Bangsa Israel meninggalkan TUHAN karena merasa TUHAN bukan solusi dari penderitaan dan pergumulan mereka. Mereka terpengaruh kehidupan bangsa lain yang penuh dosa (ay. 2), hidup tanpa pengharapan. Dalam keadaan yang demikian Trito Yesaya menyerukan, bangkitlah karena terangmu telah datang (ay. 1). Kata bangkit merupakan kalimat perintah yang menuntut adanya tindakan atau pergerakan. Markus 1:4-11 memperlihatkan bahwa pergerakan yang dimaksud tersebut adalah berpindah dari keadaan yang berdosa dan tanpa pengharapan kepada keadaan yang tidak berdosa dan berpengharapan kepada Allah. Terang yang dimaksud adalah pengharapan akan pembebasan dan penghiburan. Allah secara pasti mendatangkan terang dan kemuliaan-Nya, sehingga setiap orang percaya harus bangkit dari keterpurukan, keberdosaan dan masuk ke dalam kehidupan yang berpengharapan di dalam TUHAN. Tanpa pertobatan, terang Allah tidak dapat diam di atas umat-Nya.

Seruan “Bangkitlah, terangmu telah datang” juga disampaikan kepada kita, orang-orang percaya, yang sering kali tenggelam dalam permasalahan. Permasalahan, pergumulan, tantangan-tantangan sering kali membuat kita malah semakin jauh dari Tuhan dan mulai nyaman dalam keberdosaan. Seruan untuk bangkit memaksa orang-orang percaya untuk bergerak, meninggalkan keberdosaannya dan hidup di dalam terang dan kemuliaan TUHAN. Hidup bersama TUHAN bukan tanpa masalah, karena Tuhan meminta kita untuk memikul salib kita, namun di dalam Tuhan adalah pengharapan akan pembebasan sehingga beban yang berat akan terasa ringan. Ketika orang-orang percaya hidup di dalam terang Allah dan meninggalkan keberdosaannya, maka orang-orang di sekitar mereka akan merasakan cahaya dari terang TUHAN. Bangkitlah, tinggalkanlah kehidupan lama yang penuh dengan dosa, karna terang Allah telah datang, terang Allah akan diam di dalammu. Dan biarlah kehidupanmu menjadi terang-terang kecil milik TUHAN, yang memancarkan pengharapan bagi orang di sekelilingmu. Amin.



Yoni Sartika br. Manik/Pdt. Ratna Sriany br. S. Meliala