Intisari khotbah
Berserulah Kepada Yesus!
(Mazmur 25:1-10)
Ketika masih kecil, saat dikejar oleh anjing tetangga maka banyak dari kita akan berlari sekencang-kencangnya, ada yang mencoba menemukan sebuah batu, tetapi semua akan berseru “mamak”. Kita percaya ketika ibu kita datang, ketakutan kita terhadap anjing tersebut akan hilang, karena ibu kita pasti menolong kita.
Anjing adalah penggambaran dari musuh, pergumulan, ketakutan, kekecewaan, keragu-raguan, kegagalan dan hal-hal lain yang membuat kita merasa tidak nyaman dan tidak aman. Ketika dikejar oleh ‘anjing-anjing’ kehidupan, kita cenderung berlari sekuat tenaga, berjuang mati-matian tetapi ‘anjing-anjing’ itu tetap ada di belakang kita, semakin dekat dan hampir menerkam kita. Kita mulai lelah, kehabisan tenaga, mulai putus asa hampir pasrah diri. Satu hal yang kita lupa adalah berseru kepada Tuhan.
Pemazmur memperlihatkan bagaimana Tuhan memberikan kelegaan, ketenangan kepadanya dari incaran musuh. Allah di dalam diri Yesus bagaikan seorang ibu yang berlari mendekap anaknya yang sedang ketakutan karena dikejar anjing. Saat kita berseru kepada Yesus, ‘anjing-anjing’ kehidupan itu tidak hilang, pergumulan, kekecewaan, kegagalan, ketakutan, tantangan itu tidak hilang, semua tetap ada di belakang kita, tepat berada di bawah kaki kita. Tetapi Yesus tidak membiarkan musuh-musuh itu menaklukkan kita, Yesus membantu kita menghadapinya, memberikan kita kekuatan dan pengharapan, yang mendatangkan kedamaian, mendatangkan ketenangan dan kelegaan.
Kekuatan kita dapat habis, kemampuan kita memiliki batas, tetapi Tuhan selalu menantikan kita berseru, menyerahkan pergumulan kita kepada-Nya, sehingga Dia bisa berdiri bersama kita menghadapi permasalahan hidup ini.
Ada begitu banyak ‘anjing atau musuh’ yang mengincar dalam kehidupan kita, sudah seberapa cepat kita berlari, seberapa jauh kita menghindar, seberapa banyak kita mengeluh dan berapa kali kita berseru kepada Yesus dengan kesungguhan hati? Manakah dari antaranya yang mendatangkan kedamaian?
Yoni Sartika br. Manik/Pdt. Ratna Sriany br. S. Meliala