SERMON PJJ PT/DK
GBKP KEBAYORAN LAMA
MINGGU, 02 NOVEMBER 2014
SERMON PJJ PT/DK 2 – 8 Nopember 2014
Bahan
:
I Korinti 10 : 31 – 33; 11 : 1
Tema
:
“ Ergunalah man kalak sideban”
Tujun
:
-
Gelah ngawan ni perpulungen meteh uga rasul Paulus banci jadi usihen man perpulungen
-
Gelah ngawan ni perpulungen tetap ndalanken sebage usihen ibas kegeluhenna.
Mengapa Tuhan menciptakan manusia? Salah satu alasannya adalah agar kita dapat memuliakan namaNya. Jika Allah menciptakan kita demi memuliakanNya, berarti hidup kita harus selalu mencerminkan hal itu dan ini tidak dapat ditawar lagi. Memuliakan Tuhan berarti mengakui dan menghargai kemuliaan Tuhan diatas segalanya dan membuat kemuliaanNya dikenal melalui hidup kita. Bagaimana caranya? Paulus berkata bahwa kita dapat memuliakan namaNya melalui bagaimana kita menjalani hidup dan beraktifitas. Seperti Paulus katakan sekalipun dalam hal makan dan minum kita juga dapat memuliakan nama Tuhan. Bagaimana cara kita makan dan minum membuat nama Tuhan dikenal? Yakni jika kita menerima berkat Tuhan dengan mengucap syukur sebelum makan, dan dengan menikmati secukupnya, tidak berlebihan dan serakah. Demikian pula dalam aktifitas keseharian lain, kita dapat mengagungkan Tuhan dengan mengingat Dia selalu terlibat dalam hidup kita.
Pertanyaan untuk dapat kita renungkan yaitu:
1. Dengan motif apakah seharusnya kita melakukan sesuatu dalam kehidupan kita? (ayat 31).
2. Mengapa kita melakukan segala sesuatu dengan motif seperti itu ? (ayat 32-33).
3. Hal apakah yang Paulus inginkan agar dilakukan jemaat Korintus? (11:1).
Tema : Ergunalah man kalak si deban, kuga maka kita banci jadi erguna, jadi berkat, jadi saksi nandangi kalak si deban. Ibas ay 1 Paulus ngataken “Usihlah aku” ertina Paulus pang ngataken bage sebab memang geluhna ipakekenna untuk Tuhan, kuga gelah geluhna banci jadi pasu-pasu man kalak si deban. Tuhu-tuhu kegeluhen Krsitus jadi panutenna, sebab Paulus enggo nggeluh ibas Kristus . Filipi 1 ; 21 “ Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Paulus kenca nandai Kristus tuhu-tuhu icidahkenna dirina maka ia enggo berubah, geluhna iabdikenna guna ngelai Tuhan nandangi kalak si deban, janah Paulus ersura-sura gelah manusia banci jumpa ras Tuhan bagepe ngaloken Kristus jadi Juruselamatna. Prinsip Paulus ibas geluhna eme maka tiap kesempaten banci erbahan si mehuli. Emaka nina Paulus ibas ay 1 “usihlah aku” .
Adi siaplikasiken Kata Dibata bas geluhta, ibas hal kai kita enggo banci jadi usihen? Enda me sijadi perenungen man banta, sebab melala sibanci silakoken,emaka mari erlajar kita arah Paulus gelah kitape pang ngataken man pepulungen gelah kita banci jadi usihen man kalak sideban.
Sermon Pt/Dk 09 – 15 Nopember 2014
Bahan : Kejadin 39 : 21 - 23
Tema : “ Terandalken”
Tujun :
- Gelah ngawan ni perpulungen meteh uga Jusup si terandalken bas kegeluhenna
- Gelah ngawan ni perpulungen tetap nggeluh terandalken ibas kai-kai pe si mehuli
Dari kecil saat kita sekolah minggu cerita tentang Yusuf sudah kita dengar, bagaimana ia dimasukkanoleh sudara-saudaranya ke sumur, dan di jual ke Mesir menjadi budak. Di lelang sebagai budak tentu saja bukan hal yang menyenangkan, orang-orang berteriak dan menawar harga anda seakan-akan anda bukan manusia. Namun penderitaan Yusuf tidak sampai disitu saja. Saat telah menjadi pelayan Potifar, istri Potifar menyukai Yusuf dan ingin tidur dengannya, Namun Yusuf menolak karena itu adalah dosa dan kejadian itu ia difitnah istri Potiifar sehingga ia masuk dalam penjara.
Penjara Mesir mempunyai 3 peranan yaitu :
1. Sebagai rumah tahanan setempat seperti penjara modern.
2. Sebagai pemasok tenaga kerja paksa untuk kepentingan Negara.
3. Sebagai tempat untuk tahanan sementara yang menunggu peradilan dan inilah yang terjadi dengan Yusuf.
Bukankah hal ini juga sering terjadi dalam hidup kita, bahwa kita melakukan yang benar namun hal yang buruk terjadi terhadap kita. Namun, jika kita menilik kembali cerita Yusuf, Tuhan tidak pernah meninggalkanya, dan ada 4x dituliskan ay 2,3,21,2 3 Tuhan menyertai Yusuf. Tuhan menuntunnya sehingga ia dapat bangkit kembali, Yusuf menjadi Bapa bagi Firaun dan menyelamatkan saudara-saudaranya. Terkadang memang Tuhan mengijinkan hal-hal buruk terjadi terhadap kita untuk membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terkadang memang sangat sulit untuk memahami rencana Allah dalam kehidupan kita namun percayalah rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11), karena itu tetap setia dan berpegang teguh kepadaNya.
Yang luar biasanya adalah Yusuf tidak pernah mengeluh, menyalahkan Tuhan, marah dan kecewa dengan kejadian dan peristiwa yang dialaminya. Bila mau dibandingkan dengan kehidupan di jaman modern akhir-akhir ini, dimana satu peristiwa pergumulan datang membuat akal sehatnya hilang dan mulai bertindak yang mengerikan (berani melakukan mutilasi tanpa ada merasa bersalah dan takut). Sepertinya dimasa sekarang ini orang-orang mulai kehilangan apa yang menjadi landasan hidup.
Apa yang membuat Yusuf mampu dengan tenang, percaya dan tidak tersulut luapan emosi ketika berhadapan dengan situasi buruk yang ia alami waktu itu? Ayat 2,3,21,23 mengatakan bahwa “Tuhan menyertai Yusuf”, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya.
Keberhasilan Yusuf adalah karena ia dapat mempertahankan dirinya sebagai “Imago Dei” (gambaran Allah) artinya mempertahankan gambar diri yang benar seturut dengan kehendak Allah. Yusuf tidak terjerumus dalam penggambaran-penggambaran diri yang membuat hidupnya semakin terpuruk, melainkan Yusuf menemukan cara agar hidupnya bisa bangkit dan tetap melakukan apa yang bisa dilakukan sebaik mungkin, karena bagi Yusuf apapun pergumulan, masalah, Yusuf yakin bahwa aku ini orang yang disertai Tuhan.
Tema : “Terandalken”, Yusuf tuhu-tuhu sebagai suruhen Tuhan banci terandalken ibas mpertahanken kinitekenna selaku abdi Allah, baik ibas ia imasukken kubas sumur, idayaken senina-seninana, ifitnah ndehara Potifar erbahanca ia masuk penjara. Kerina perbeben e ialakenna radu ras Dibata, sebab tek Yusuf maka Dibata nemani ia (Tuhan menyertai).
Adi kita kuga, ibas hal kai kita banci terandalken bas kegeluhenta idoni enda?
Pdt. Ratna Sriany br. S. Meliala